Kamis, 15 Januari 2015
Mari kita aktualisasikan Natal dengan nilai
kasih,kesetiaan,ketulusan dan keteladanan pada layanan masyarakat demi
terwjudnya peningkatan mutu pendidikan. Inilah Sub Tema Natal Komunitas Dinas Pendidikan Provinsi dki Jakarta tahun
ini.
Dari perayaan kali ini sungguh luar biasa dar tahun – tahun
sebelumnya sebab yang membawakan kotbah kali ini adalah Pelayan Tuhan yaitu
Pastor yang di utus dari Keuskupan Agung Jakarta mengungkapkan tentang hubungan
tehnologi pendidikan dengan hubungan keluarga umat kristiani dalam era saat
ini.
Pengaruh dari semakin canggihnya dunia pendidikan saat ini
khususnya dibidang telekomunikasi terhadap anak didik sudah semakin menjadi ke
arah kebohongan dan pola hidup sibuk dengan urusan masing-masing. Mari kita
lihat di dalam rumahtangga kita sendiri anak sibuk dengan HP atau Internet
menggunakan Leptop atau di warnet Ibu atau bapaknya jg tidak ketinggalan semua
sibuk dengan kepentingan diri sendiri. Dalam hal ini komunikasi dan pendidikan
di rumahtangga sudah terabaikan, lalu bagaimana dengan gurunya di sekolah?
Dalam dunia pendidikan menyatakan bahwa pendidikan anak
pertama dan yang utama di mulai dari rumah namun kalau demikian halnya apakah
Tujuan pendidikan formal di sekolah tercapai? Mari kita sikapi situasi ini
dalam rumahtangga kita masing-masing. Inilah Inti dari khotbah yang di bawakan Pastor tersebut
dalam Perayaan natal kali ini.
Lain lagi dengan uraian dari pendeta yang menceriterakan
tentang kehidupan orang kota yang berlomba-lomba dan mengarahkan anak-anaknya
mencapai tujuan yang diinginkan orangtua. Banyak orangtua khususnya umat
kristiani mengusahakan anak-anaknya berlomba-lomba mengikutsertakan
anak-anaknya les matematika,ipa, fisika dan yang tidak ketinggalan adalah les
yang mengembaangkan bakat seni anak-anaknya dan di usahakan hingga sampai
terkenal dan populer. Banyak yang berhasil? Ya.. Banyak, namun banyak juga yang
gagal. Baik yang berhasil maupun yang gagal kadang orangtua jadi lupa
pendidikan apa yang akan diberikan kepada anaknya. Mengapa demikian? Yang jelas
tidak ada lembaga masyarakat yang menyediakan tempat dan waktu untuk mengadakan
“Les Agama” ungkap beliau lalu tepuktangan semua peserta sangat menggema.
Hal tersebut juga harus diwaspadai oleh guru di sekolah
sesuai dengan sub tema perayaan natal kali ini agar tujuan pendidikan tercapai
ungkap pendeta sambil mengahiri khotbahnya.
Dalam Perayaan Aktualisasi Natal Komunitas Dinas Pendidikan
DKI Jakarta kali ini direncanakan akan di hadiri oleh para Pejabat Tinggi DKI
bersama Bpk Gubernur DKI dan Irjen Keuangan namun mengingat waktu yang tersedia
sangat terbatas maka kali ini hanya dihadiri oleh Bpk Kadis Pendidikan DKI
Jakarta Bapak Ari Budi Yang menggantikan Bapak Lasro Marbun yang naik jabatan
menjadi Irjen Keuangan saat ini.
Dalam acara tersbut
Bapak KadisPend DKI mengarahkan agara seluruh guru umat nasrani turut serta
dalam mengaktualisasikan hikmah Natal ini dalam pekerjaannya dalam melaksanakan
tugasnya.
Beliau juga menyampaikan sebagian dari pidato Bpk Mendiknas
Anis Bawedan tentang:
Program
pertama Ditjen GTK itu adalah melakukan pendataan guru-guru yang belum pernah
mengikuti program pelatihan atau peningkatan kompetensi. Beliau meyakini bahwa
masih banyak guru yang puluhan tahun tidak pernah mengikuti pelatihan
peningkatan kompetensi.
“Semua guru itu nanti kita hitung jumlahnya. Lalu
akan jadikan sasaran program peningkatan kompetensi,” Tutur beliau mengikuti
penjelasan Bpk Mendiknas.
Untuk itu “Saya anjurkan dengan perayaan Natal
ini mari kita aktualisasikan dan tingkatkan mutu diri sendiri dulu, yakin dan
percaya kita akan mencapai tujuan pendidikan Nasional”
Dalam mengakhiri perayan tersebut Bpk Ari Budiman
menyerahkan Bingkisan Natal kepada anak-anak panti asuhan sebagai ungkapan
terimakasih kepada para panitia Natala dan pendiri panti asuhan yang peduli
oranglai dan mengembangkannya hingga mencapai cita-cita para asuhannya.(esron
lubis
No comments:
Post a Comment