KEPALA SEKOLAH SALAH PERSEPSI
Pada akhir tahun 2014 Program Kerja
Kepala Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Bapak Lasro Marbun menerapkan
mutasi sebagian kepala sekolah di ilayah Jakarta timur demi penyegaran terhadap
sekolah-sekolah khususnya di Kecamatan Cakung.
Dalam
melancarkan program tersebut sudah menjadi kewajiban Kepala Dinas Pendidikan Pemprov
DKI Jakarta mengadakan pengarahan agar tujuan program tersebut tercapai demi
memajukan dan melacarkan KBM di setiap sekolah. Tidak diragukan lagi banyak
cara dan bentuk kegiatan yang di arahkan agar tercipta loyalitas seorang kepala
sekolah terhadap tugas tambahan yang di embannya.
Salah satu
yg disoroti penulis dari berbagai kegiatan pengarahan yang dilaksanakan oleh Kepala
Dinas Pendidkan tersebut adalah bidang Tutup Buku BOS/BOP akhir tahun 2014 khususnya bagi Kepala
sekolah yang terkena mutasi tugas ke tempat yang baru.
Sebagian
dari arahan Kepala Dinas Pendidikan tersbut yang penulis garisbawahi adalah “ Kepala Sekolah harus membuat laporan SPJ
Keuangan BOS/BOP harus di nolkan”
Kata membuat
laporan keuangan BOS/BOP harus dinolkan inilah yang menjadi sebuah masalah di
sekolah yang salah di artikan atau salah persepsi oleh Kepala Sekolah. Dalam
hal ini penulis tidak menyebutka Oknumnya namun ada Kepala sekolah yang
melakukan salah persepsi dalam bertindak mnyelesaikan laporan keungan tersebut.
Kesalahan
persepsi itu adalah bahwa dana BOS/BOP yang telah diposkan sesuai dengan
kegunaanya sesuai dengan nomor rekening BOS/BOP untuk menunjang pembiayaan
Ujian Sekolah Mandrasah Berbasis Daerah ( USM BD) tiapa bulannya ditarik dari
posnya yang di simpan di bendahara sekolah. Penarikan dana inilah yang menjadi
masalah atau kendala di sekolah yang di tinggalkan.
Bila
dihitung secara menyeluruh katakan saja satu sekolah siswa kelas VI nya satu
kelas dengan jumlah siswa 40 orang sungguh menghabiskan dana besar juga sampai
selesai pelakanaan program US dan USM BD di hitung mulai dari bulan Januari
sampai Mei 2015. Lalu dana dari mana lagi kepala sekolah yang baru menjabat di
sekolah tersebut untuk menanggulangi program tersebut? Mudah – mudahan kepala
sekolah yang baru menjabat tersebut tidak stres.
No comments:
Post a Comment